Potensi keragaman jenis flora di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) sudah tidak diragukan lagi. Dunia internasional pun telah mengakuinya dengan menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu kriteria penetapan TNBBS sebagai Warisan Alam Dunia. Keindahan dan kekhasan flora fauna yang ada merupakan salah satu daya tarik untuk memikat pengunjung datang ke TNBBS.
Setiap lokasi wisata alam di TNBBS menawarkan obyek yang berbeda, menarik dan cantik. Jika wisatawan berkunjung ke daerah Camp Rhino - Sukaraja, keunikan bunga langka jenis Rafflesia menjadi obyek menarik yang ditawarkan disamping hamparan kantung semar (Nephentes).
Sementara itu, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di bagian tengah atau tepatnya di zona pemanfaatan Kubu Perahu, keragaman keluarga orchidaceae (anggrek) merupakan daya tarik yang dapat pengunjung temukan. Kawasan hutan pegunungan di Resort Balik Bukit yang berjarak sekitar 1 km dari kota Liwa merupakan habitat ratusan jenis anggrek.
Pengunjung tidak perlu bersusah payah mendaki bukit jika ingin menikmati pesona kecantikan anggrek alam. Dalam upaya konservasi jenis tumbuhan secara insitu yang diharapkan dapat melestarikan tumbuhan yang ada, Balai Besar TNBBS telah membangun demonstrasi plot tumbuhan anggrek di daerah Kubu Perahu atau tepatnya di Resort Balik Bukit, SPTN III Krui, BPTN II Liwa. Demplot tumbuhan anggrek diharapkan dapat menjadi miniatur kawasan hutan yang berisikan beberapa jenis anggrek alam.
Pada mulanya letak demplot anggrek berada di sekitar 2 km dari jalan lintas liwa krui ke arah Way Sindailapai. Namun adanya gangguan satwa liar Gajah Sumatera soliter (gajah jantan) yang memporak porandakan demplot sehingga diperlukan tindakan relokasi demplot ke lokasi yang aman dari gangguan gajah. Sehingga saat ini jarak demplot berada dibelakang pos Kubu Perahu sekitar 5 – 10 m
Pada sekitar bulan Februari hingga April 2016 kemarin merupakan waktu kunjungan yang sangat tepat. Mengingat pada bulan-bulan tersebut merupakan musim berbunga beberapa jenis anggrek diantaranya anggrek tebu. Namun sayangnya tidak setiap tahun anggrek tebu ini mekar. Siklus dua tahunan merupakan moment yang harus pengunjung tunggu untuk melihat anggek dengan bunga terbesar diantara anggrek lainnya.
Anggrek tebu atau yang dikenal dalam bahasa latin Grammatophylum speciosum berdasarkan beberapa literatur merupakan anggrek terbesar yang tumbuh disela-sela pohon besar. Selain itu karena satu rumpun dewasanya dapat mencapai berat 1 ton maka anggrek ini dikenal anggrek paling berat diantara keluarga anggrek lainnya.
Status anggrek tebu yang langka dengan keindahan bunganya yang bercorak kuning totol coklat seperti dalmatian menjadikan anggrek ini sangat menarik untuk diamati. Terjadinya penggerusan kawasan hutan menyebabkan para pecinta anggrek yang ingin melihat keindahan bunga ini di alam sudah sangat sulit. Ditambah lagi perkembangbiakan alami di habitat dengan biji yang sulit diandalkan karena laju pertumbuhan dari fase biji hingga mencapai tanaman dewasa yang siap berbunga.
Namun khusus bagi masyarakat Lampung, keberadaan zona pemanfaatan wisata alam di Kubu Perahu merupakan lokasi yang patut dikunjungi untuk menambah koleksi foto anggrek di habitat alaminya.