Batu mulia memang lagi menjadi topik yang menarik dan digandrungi terutama bagi komunitas pecinta batu mulia saat ini, dimanapun kita berada, baik itu di lingkungan pasar, terminal, kantor sampai lingkungan pendidikan sekalipun ramai orang membicarakan tentang batu mulia. terus apa hubungannya dengan camp rhino?
Bila melihat dari sejarah dan potensi yang ada di sekitar camp rhino, maka kita akan bisa mengerti bila camp rhino bagaikan batu mulia di tnbbs. Awal dari berdirinya camp rhino adalah suatu pos pengamatan dan penjagaan seekor badak sumatera bernama “Rosa” disebabkan satwa langka yang sangat terancam punah tersebut di tahun 2005 sering berkeliaran disekitar Km. 50 atau yang sekarang lebih dikenal dengan “Camp Rhino”.
Pada saat melakukan penjagaan di camp tersebut, team Rhino protection Unit (RPU) YABI secara otomatis selalu melakukan orientasi sekitar camp baik siang maupun malam, hari demi hari dan seiring berjalannya waktu tanpa adanya suatu misi khusus team RPU begitu banyak menemukan hal-hal yang diluar dugaan sebelumnya bisa menemukan flora dan fauna langka seperti, Bunga Raflessia arnoldi, bunga bangkai dan bunga kantong semar, begitu pula satwa langkanya diantaranya tarsius bancanus dan kelinci sumatera, dan penemuan-penemuan tersebut tidaklah satu atau dua kali dan tidak hanya di tahun 2005, tapi sampai dengan sekarang masih sering dijumpai di sekitar rhino camp tersebut.
Salah satu contoh bunga raflessia, di sekitar camp radius 50 meter, merupakan spot tumbuhnya bunga langka tersebut, bukan suatu hal yang tidak mungkin kita untuk melihat mekarnya bunga tersebut, bahkan sepanjang tahun dalam artian dalam 1 tahun kita bisa melihat mekarnya bunga raflessia beberapa kali. Ini suatu kondisi yang sangat langka. Bahkan mungkin hanya satu-satunya tempat paling strategis yang ada dimuka bumi ini yang bisa melihat bunga raflessia mekar sepanjang tahun dengan jarak yang bisa dibilang ada di pinggir jalan karena tidak harus berjalan jauh ke dalam hutan.
Begitu juga dengan satwa Tarsius, Tarsius bancanus atau Mentilin merupakan salah satu spesies tarsius. Primata endemik Sumatera dan Kalimantan, Indonesia ini ditetapkan sebagai Fauna identitas provinsi Bangka Belitung.
Tarsius bancanus dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Horsfield’s Tarsier atau Western Tarsier.
Tarsius bancanus atau Horsfield’s Tarsier mempunyai ciri-ciri dan perilaku seperti jenis-jenis tarsius lainnya. Panjang tubuhnya sekitar 12-15 cm dengan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram (betina). Bulu tubuh Tarsius bancanus berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu kecoklatan.
Terdapat 4 (empat) subspesies Tarsius bancanus, yaitu:
Camp Rhino TNBBS, adalah tempat spesial dimana hanya orientasi di pinggir jalan raya, kita sangat berpeluang besar dapat menemukan satwa tersebut. Belum lagi dengan satwa lainnya, suasana camp rhino juga begitu sejuk, ketika cuaca cerah dipagi hari kita bisa menikmati sasana alam hutan dengan suara primata seperti siamang dan cecah akan merdu di dengar begitu juga suara burung-burung, sehiangga suasana hutan sangat terasa walaupun kita hanya berada dipinggiran hutan.
Sayang sekali, batu mulia ini bentuknya masih alami sekali, belum ditangani seorang pakar batu yang bisa membentuk, hingga menjadi batu mulia yang indah dan menawan dengan bingkai sedemikian rupa dan mempunya nilai jual yang tinggi, padahal kita semua tahu akan harga dari batu mulia tersebut, terbukti dari setiap wisatawan yang datang dan melihat keindahannya sangat puas dan terpesona akan apa yang mereka lihat dan rasakan di Camp Rhino.