BBTNBBS

Berita Terbaru

Berita dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

SEDEKAH ALAM, SATWA DILEPAS LIARKAN

SEDEKAH ALAM, SATWA DILEPAS LIARKAN

Sukaraja, 4 Juli 2020. Pada Hari Sabtu 4 Juli 2020, Balai Besar Taman Nasional Bukit barisan Selatan bersama dengan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Balai KSDA Bengkulu, didampingi Jaringan Satwa Indonesia Jakarta Animal Aid Network (JSI-JAAN),  kembali melakukan sedekah alam dengan melakukan pelepasliaran satwa-satwa liar yang dilindungi maupun tidak dilindungi. Kegiatan pelepas liaran satwa diawali dengan dilakukannya serah terima satwa yang akan dilepas liarkan, dari Balai KSDA Bengkulu pada Balai Besar TNBBS disaksikan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE Indra Exploitasia.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) mendapatkan kehormatan terpilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan Pelepas Liaran Satwa. Lokasi pelepasliaran didalam kawasan TNBBS tepatnya di Patok 50 Resort Sukaraja SPTN I Sukaraja dan Resort Pemerihan SPTN II Bangkunat.   Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Ismanto, S.Hut.,M.P. menjelaskan bahwa kondisi kawasan Hutan Taman Nasional masih sangat mendukung untuk pelepasliaran, mengingat ketersediaan pakan dan kondisi vegetasi yang cukup baik. “Kami berharap satwa-satwa yang dilepas dapat berperan dalam pengkayaan ekosistem hutan, dengan menjadikannya agen penyebar biji-bijian dan membantu penyerbukan, pengendali populasi serangga yang berpotensi menjadi hama bagi lahan pertanian dan perkebunan masyarakat sekitar kawasan hutan”, ujar Ismanto.
Satwa liar yang dilepasliarkan di kawasan TNBBS terdiri dari 2 ekor (sepasang) Siamang (Symphalangus syndactius); 2 ekor (sepasang) Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus); 60 ekor (28 ekor jantan dan 32 ekor betina) Kukang Sumatera (Nycticebus coucang). Keseluruhan Satwa liar berasal dari hasil sitaan penegakan hukum dan penyerahan dari masyarakat akibat konflik Balai KSDA Bengkulu.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen KSDAE, Indra Exploitasia, menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu rangkaian proses pelaksanaan pelepasliaran ini. “Pelepasliaran satwa dari PPS (eksitu) ke habitat alaminya (insitu) merupakan wujud komitmen kita dalam pengelolaan satwa dari eksitu link to insitu, sekaligus merupakan upaya kita untuk membantu terciptanya keseimbangan ekosistem yang pada akhirnya akan mewujudkan suatu kondisi lingkungan hidup yang sehat demi kita semua”, ucap Direktur KKH.  Selanjutnya, Indra Exploitasia juga menyampaikan bahwa upaya-upaya pelepasliaran satwa, khususnya yang masih terdapat di beberapa Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) akan terus dilaksanakan secara intensif. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi beban operasional PPS dan memberikan kesejahteraan bagi satwa, karena hakikatnya rumah terbaik bagi satwa liar adalah di habitat alaminya.

Kepala Balai KSDA Bengkulu Donal Hutasoit yang ikut menghadiri kegiatan pelepas liaran, menyampaikan bahwa kegiatan pelepasliaran satwa merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawabnya untuk melestarikan dan mensejahterakan satwa liar. Terhitung pada tahun 2019, Balai KSDA Bengkulu bersama pihak terkait telah melakukan pelepasliaran satwa liar hasil sitaan, penyerahan dan konflik dengan masyarakat sebanyak 17.531 ekor satwa dengan rincian jenis: 4 ekor Mamalia, 39 ekor Primata, 6 ekor Reptil dan 17.482 ekor Burung dilindungi maupun tidak dilindungi. “Mengingat tahapan pelepasliaran ini membutuhkan tenaga dan materi yang tidak sedikit, dihimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak membeli dan memelihara satwa lair. Karena prinsip ekonomi penawaran dan permintaan, memelihara satwa berarti sama dengan mendukung adanya perburuan dan perdagangan. Perburuan akan terus berlangsung selama masih adanya permintaan dan mendekatkan satwa menuju kepunahan”, ucap Donal Hutasoit.

Tempat hidup bagi satwa yang paling ideal adalah habitat alaminya. Akan tetapi, karena sifat manusia yang egois, hanya mementingkan hasrat pribadi, kadang kala kita merasa bahwa kita telah memberikan yang terbaik bagi satwa peliharaan yang kita miliki, dengan hanya memandang apabila telah memberikan pakan yang cukup bahkan melimpah, dilengkapi dengan kandang yang indah dari sudut pandang si manusia itu sendiri, kita meng klaim bahwa satwa peliharaan kita “bahagia” dalam mengisi hari-harinya bersama kita. Padahal ini merupakan kekeliruan, terutama untuk hewan peliharaan yang diperoleh dari alam bebas.

HUMAS BALAI BESAR TNBBS 2020.
Photo by: Vivin A (Penyuluh BBTNBBS)

Actions: E-mail | Permalink |

Post Rating