Skip to main content
WCS Indonesia
WCS
Menu
  • Wild Places
    • Leuser Landscape
    • Way Kambas National Park
    • Bukit Barisan Selatan National Park
    • Karimunjawa National Park
    • Sulawesi
    • Aceh Province Northern Sea
    • West Nusa Tenggara
    • Rote Island
  • Wildlife
    • Maleo
    • Sumatran Tiger
    • Sumatran Rhino
    • Sumatran Elephant
    • Sharks & Rays
    • Rote Snake-necked Turtle
    • Sunda Pangolin
    • Helmeted Hornbill
  • Initiatives
    • Wildlife Response Unit
    • Policy Unit
  • News Room
    • Press Releases
    • Newsletter
    • Op-Eds & Blogs
    • Events & Announcements
    • News Coverage
  • About Us
    • Overview
    • Vision, mission and values
    • Strategy
    • Team
    • Publications
    • Contact Us
    • Partners
    • Job Vacancies
Search WCS.org
search

Popular Search Terms

WCS Indonesia

  • Wild Places
  • Wildlife
  • Initiatives
  • News Room
  • About Us
Donate
Photo Credit: © WCS Indonesia

25 Latest Articles Current Articles | Archives | Search

Science Lunch Talk #3: Mengevaluasi Peran Megafauna Karismatik Sebagai Spesies Payung untuk Keanekaragaman Spesies Mamalia Terestrial di Sumatra

March 16, 2018

Mengevaluasi peran megafauna karismatik sebagai spesies payung untuk keanekaragaman spesies mamalia terestrial di Sumatra



Sumatera memiliki beberapa mega fauna karismatik seperti orangutan, harimau, badak dan gajah. Namun, apakah keempat mega fauna tersebut benar-benar dapat menjadi spesies payung alias spesies yang apabila dikonservasi dapat menguntungkan spesies lain yang berada di habitatnya karena area jelajahnya yang luas? Topik inilah yang dipaparkan pada “Science Lunch Talk” yaitu diskusi ilmiah bulanan untuk membahas penelitian yang dilakukan oleh staf WCS – Indonesia Program.
Diskusi ilmiah ini diselenggarakan pada Rabu, 14 Maret 2018, bertemakan “Umbrella Effects of Sumatra’s ‘Big Four’”. Diskusi ilmiah kali ini disampaikan oleh Marsya Sibarani, staf WCS pada Program Sumatera. Penelitian yang dilakukan Marsya bertujuan untuk mengevaluasi peran megafauna karismatik sebagai spesies payung untuk konservasi keanekaragaman spesies mamalia terestrial di Sumatra. Lebih lanjut, Marsya menjelaskan bahwa penelitiannya menilai representasi spesies mamalia lain dari tiga sisi: kekayaan jenis, hubungan filogenetis, dan sisi fungsional dari satwa tersebut bagi lingkungan. Kombinasi ketiganya di menentukan representasi area prioritas konservasi yang berada dalam wilayah jelajah spesies megafauna karismatik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat harimau bertumpang-tindih paling banyak dengan spesies mamalia lainnya. Artinya, jika kita melindungi habitat harimau, kita juga dapat menyelamatkan spesies mamalia lain. Namun, ditemukan juga wilayah prioritas bagi konservasi mamalia yang berada di luar habitat keempat spesies tersebut. Selain itu, tidak semua wilayah jelajah spesies megafauna karismatik ini masuk ke dalam kawasan konservasi. Akan tetapi, penelitian ini belum mempertimbangan taksa spesies lainnya selain mamalia, serta faktor biaya atau cost yang diperlukan dalam melakukan konservasi. Misalnya, area yang memiliki status area bukan kawasan konservasi dan dekat dengan pemukiman penduduk, tentunya akan tidak mudah melakukan usaha konservasi disana.
“Selain melakukan proteksi habitat spesies megafauna karismatik tersebut, saya juga merekomendasikan pentingnya melindungi area prioritas di luar habitat spesies megafauna karismatik dalam rangka melindungi keanekaragaman mamalia terestrial di Sumatra,” pungkas Marsya.

Posted in: Latest News
  • Donate
  • About Us
  • WCS.ORG

Facebook

Instagram

Twitter

  • Terms of use
  • Privacy Policy
  • Children's Privacy Policy
  • Administrator Login

Copyright 2007-2019 by Wildlife Conservation Society

WCS, the "W" logo, WE STAND FOR WILDLIFE, I STAND FOR WILDLIFE, and STAND FOR WILDLIFE are service marks of Wildlife Conservation Society.

Contact Information
Address: 2300 Southern Boulevard Bronx, New York 10460 | (718) 220-5100